Selasa, 17 November 2009

SELAYANG PANDANG PESANTREN PERSATUAN ISLAM 100 BANJARSARI


Sejarah singkat berdiri serta berkembangnya Pesantren Persatuan Islam 100 Banjarsari

Setelah berdirinya jam’iyyah PERSIS cabang Banjarsari (1990), KH. Ade Abdurrahman, Lc. terpilih sebagai ketua cabang PERSIS Banjarsari untuk masa jihad 1990-1995. Selama kepemimpinan beliau, jam’iyyah PERSIS Banjarsari mengalami perkembangan secara bertahap, diantaranya dengan berdirinya jama’ah-jama’ah antara lain jama’ah AL-Amin, jama’ah Kubangpari, jama’ah Sindanglaya, dan jama’ah Pasirmaung. Sehingga jumlah keseluruhan jama’ah yang ada di cabang Banjarsari bertambah menjadi sembilan jama’ah, yaitu : Kubangpari, Al-amin, Pasirmaung, Sindanglaya, Sindangjaya, Karanglayung, Cigayam, karangkendang, dan Pasirjengkol. Di masa kepemimpinan beliau juga jumlah anggota PERSIS, PERSISTRI, Pemudea juga Pemudi PERSIS mulai bertambah.

Sekitar tahun 1992, cabang Banjarsari mendirikan masjid diatas lahan seluas 18 tumbak yang merupakan tanah wakaf. Dan pada tahun 1995 cabang Banjarsari mulai mendirikan gedung Pesantren sebanyak tiga local diatas lahan seluas 200 tumbak yang bertempat di Dusun Kubangpari RT/RW 02/04 Desa Ciherang Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis atas dasar inisiatif para Pimpinan cabang terutama KH. Ade Abdurrahman, Lc. serta para tokoh masyarakat dalam rangka mengembangkan jihad jam’iyyah dan memudahkan para kader PERSIS untuk mendalami ilmu agama di tempat yang dekat dengan mereka. Terlebih melihat dan memperhatikan Qanun Azasi PERSIS yang menyatakan bahwa salah satu syarat berdirinya cabang adalah adanya sarana pendidikan (Pesantren) untuk lebih mengambangkan faham Qur’an Sunnah, sehingga dengan berdirinya sarana pendidikan (Pesantren) PERSIS ini dapat membentuk kader-kader sebagai pelanjut perjuangan jihad orang-orang tua mereka serta dapat menyebarkan faham PERSIS di kalangan masyarakat.

Pesantren persis banjarsari yang terdapat di kubangpari di resmikan sekaligus diberi nomor 100 pada tanggal 14 maret 1992. Pesantren ini berkembang secara bertahap. Pertama berdiri baru menyediakan sarana pendidikan untuk jenjang tajhiziyyah. Tetapi dikarenakan tuntutan dari pihak orangt tua santri untuk mendirikan jenjang tsanawiyyah. Maka pada tahun 1993 KH. Ade Abdurrahman, Lc. menyetujui terhadap tuntutan orang tua santri tersebut dan didirikanlah jenjang tsanawiyyah. Setelah berlangsungnya jenjang tsanawiyyah selama tiga tahun berlalu, orang tua santri bingung untuk melanjutkan pendidikan putra putrinya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu mu”allimien. Maka pada tahun 1996, KH. Ade Abdurrahman, Lc. mendirikan sarana pendidikan untuk jenjang mu’allimien sebagai wadah untuk alumni tsanawiyyah pesantren 100 itu sendiri.

Adapun lahan yang dimiliki Pesantren pada saat ini sudah mencapai kurang lebih 700 meter persegi yang keseluruhan lahan itu sebagian besar hasil pembelian KH Ade Abdurrahman, Lc. bersama istri beliau yaitu Dra. Aat Sholihat dan sebagian kecil dari hasil wakaf (diantaranya Ibu Enjun).

Tenaga pengajar pada waktu pertama kali berdiri diantaranya :

1. Ust.Encim Gani

2. Ustdz.Iis Istiarah

3. Ust.Basuki

4. Ustdz.Iin

5. Ustdz.Aat Sholihat

6. Dkk.

Demikian sekelumit tentang sejarah Pesantren Persatuan Islam No. 100 Banjarsari di Kubangpari dari hasil jerih payah KH Ade Abdurrahman, Lc. bersama rekan-rekan seperjungan beliau.(sumber : Dadi Abdurrahman)